Alhamdulillah, rasanya tiada kata terbaik selain ucapan syukur atas hari ini. Terlaksananya Spectrum sebagai program regional FIM Tangerang tahun 2022.

Spectrum sendiri intinya adalah program pendampingan buat anak-anak yang putus sekolah melalui pembekalan eksklusif mengenai topik & narasumber yang kiranya relevan. Melalui programnya, adik-adik peserta yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah ini diharapkan jadi punya keberartian diri, optimisme dan kesadaran buat menggapai hidup yang lebih baik. Diantara goals akhir programnya adalah mengusahakan setiap peserta spectrum buat bisa sekolah paket lanjut bebas biaya. Semoga melalui pendidikan yang lebih baik (ijazah) bisa membantu peserta buat mendapat hidup yang lebih baik pula, misalnya punya pilihan kerja yang lebih beragam dan upah kerja yang lebih baik sehingga paling tidak peserta bisa lebih mandiri ditengah keluarga dan lingkungan yang ada.

Nah kali ini, izinkan aku merekam perjalanan nan berarti khususnya bagi diri pribadi.

***
Desember 2021, setelah sepakat buat memilih program pendampingan anak putus sekolah sebagai program regional, beberapa bulan kemudian melalui diskusi & pertimbangan, akhirnya diputuskan 12 Juni – 3 Juli 2022 sebagai pelaksanaan programnya. Terhitung mulai minggu ke 2 bulan Mei (pasca lebaran) program mulai serius buat disiapkan. Artinya hanya sekitar 1 bulanan kami mulai mempersiapkan programnya, satu masa yang sebenernya singkat banget. Mulai dengan rapat-rapat online dengan beberapa teman, membentuk tim, menyusun jadwal & rencana kerja, dsb. Ada 4 tim utama yang sengaja dirampingkan, terdiri dari sekrtaris-bendahara, tim acara, tim desain & publikasi, serta tim HFP (Humas, Fundrising & Perlengkapan). Ada satu tim yang sengaja ga dibentuk yang sebenernya ga kalah penting yaitu tim konsumsi, bukan ga ada tapi lebih ke jalanin bareng. Hehe

(Beberapa dokumentasi meet online tim)

Awalnya sempet merasa jungkir balik mikirin konsep awal program, yang perlu banget dibikin sebagai patokan buat temen-temen lainnya. Tapi juga bersyukur karna di proses pembuatan proposal merasa dimudahkan. Aslinya jarang begadang, tapi malam-dini hari itu tiba-tiba menyenangkan dan lancar bikin proposal. Gak langsung semalem jadi sih, karna setelah beberapa bagian selesai tetep lanjut tidur. Ehe

Hari berikutnya dilanjut dengan melakukan beberapa kali survey wilayah dan lokasi tempat pelaksanaan. Mulai dari opsi sekolah dengan medan yang cukup menantang kaya jalan rusak, sempit, tengah sawah pula (seru sebenernya, tapi kasian panitia nanti wkwk) sampai nemuin tempat yang kira-kira oke buat jadi tempat eksekusi program, akhirnya disepakati buat diadakan di Gedung SDN Jeungjing 1. 

Kegiatan kemudian dilanjut dengan melakukan pertemuan dengan calon peserta berdasarkan informasi yang dikumpulkan melalui keterangan orang tuanya. Prosesnya yang sebenarnya aku jalani sambil bekerja. Karna memang target peserta sendiri menyasar mereka yang berasal dari keluarga penerima manfaat bansos pemerintah. Kami juga mendatangi salah satu Lembaga penyelenggara sekolah paket, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat/PKBM (Wijaya Kusuma), yang alhamdulillahnya juga menyambut baik rencana kami, bahkan beliau bersedia buat support programnya.

(Proses pengumpulan data anak putus sekolah)

(Kunjungan pertama ke PKBM Wijaya Kusuma)

(Makan baso pinggir sungai sepulang survei :p)

(Pertemuan awal bareng calon peserta spectrum beberapa hari setelah survei)

(Foto bareng calon peserta spectrum)

Agenda kemudian berlanjut pada diskusi seputar jobdesk masing-masing tim. Dari rapat satu tim ke rapat tim lainnya, dari malam ke malam selanjutnya. Termasuk gmeet bareng pihak eksternal FIM Tara kaya temen-temen fasil. Yang akan mendampingi peserta khususnya setelah sesi materi nanti. Temen-temen fasil ini ada 4 orang plus 1 dari fim tara jadi 5 orang. Ada yang dari Bekasi, Jakarta, dan Depok. Gmeet hampir selalu berakhir tengah malem, sampai suara mulai berubah, sampai menyisakan suara hening atau cuma menyisakan suara kipas wkwk. Kadang juga, bahas program udah selesai tapi obrolan terus berlanjut ke topik deep talk lainnya. 

(Meet tim acara bareng Teh Fiqah buat fiksasi materi)

(Pembekalan fasil bareng Teh Fiqah)

(Salah satu bahasan dipembekalan fasil)

Sehari sebelum acara bareng tim HFP kondisiin lokasi. Aku, nuril, rahman & dibantu Djamil dari pihak sekolah. Sering terjadi juga perbedaan sudut pandang, yang akhirnya nyiptain banyak opsi, misalnya perkara nentuin posisi duduk.

(Kondisiin kelas spectrum sehari sebelum acara, mantep beud pokoknya >.<)

(Denah kelas spectrum)

(Foto bersama bareng Djamil & anak sekitar sekolahan yang lagi main sore)

Salah satu yang bikin keteteran adalah peserta. Mulai dari yang sulit dihubungi, niat yang maju mundur, sampai tingkah yang aneh-aneh. Dimaklumi sebenernya, sempet merasa khawatir aja terkait peserta yang ternyata gak mudah buat dikondisiin. Dari 30 org yang terdata awalnya, 15 yang dateng diawal pertemuan, menjelang hari H, sekitar 13 yang konfirmasi dateng. 

Minggu, 12 Juni 2022
Show Your Own, membangun optimisme diri barang narsum yang akrab disapa Aa Dimi. Karna sempet khawatir target peserta jauh sedikit dari yang seharusnya tadi, malam sebelumnya bareng beberapa temen-temen panitia memutuskan untuk menghadirkan anak-anak yang masih sekolah, alhasil jumlah peserta membludak (ngagetin panitia yang ga update informasi wkwk). Hal ini diputuskan karna kayanya sayang, ada pemateri yang luar biasa, eh peserta yang hadir sedikit padahal topiknya masih relate juga sama anak-anak yang masih sekolah. Tapi secara umum, kegiatan pertama berjalan dengan baik walaupun pasti masih banyak kekurangan.

(Dokumentasi pekan 1 spectrum, ada sekitar 44 peserta. Ramenyaaa)

(Salah satu kelompok sesi fasil)

(Makan bareng panitia & fasil sambil refleksi setelah kegiatan)

(Foto bareng sebelum pulang)

Minggu, 19 Juni 2022
Be Amazing You bareng Kak Akbar, pembekalan seputar topik public speaking. Hasil evaluasi sebelumnya, dipekan ini peserta yang hadir lebih sedikit karna panitia sepakat buat focus ke target peserta dalam hal ini anak-anak yang memang putus sekolah. Selain itu dari segi konsumsi juga alhamdulillah lebih baik, mungkin karna peserta yang lebih sedikit kali ya. 

(Foto bersama pekan ke 2)

(Sesi fasil)

(Sesi plus plus panitia bareng narasumber, membaca karakter & kondisi psikologis melalui tulisan tangan)

(Makan bersama pekan ke 2, kedatangan Bang Fino & Mas Bil)

Oya terkait konsumsi khsusunya snack peserta biasanya aku beli sekalian perjalanan ke lokasi. Beberapa kali juga dapat donasi snack, mulai dari donat, roti, sampai brownies. 

Minggu, 26 Juni 2022
Show Your Dream, menumbuhkan minat belajar dan cita-cita bareng The Fiqah. Peserta belajar kalau setiap kita berharga & ga ada yg nemenin kita sampai tua selain diri kita sendiri. Peserta juga belajar tentang konsep Ikigai. Suatu konsep yang awalnya ragu mengingat kondisi peserta berdasarkan pertemuan sebelumnya. Tapi Teh Fiqah meyakinkan kalau memang ekspektasinya peserta ga langsung memahami seutuhnya, mungkin 5 atau 10 tahun yang akan datang. Paling tidak peserta tau konsepnya.

(Foto bersama di pekan 3)

(Ciwi ciwi :p)

(Makan & ngobrol bareng setelah selesai acara di rumah Azhar)

(Foto bersama sebelum pulang :D)

Jumlah panitia, fasil, dan peserta yang hadir berubah-ubah karna satu dan lain alasan. Beberapa diantaranya ada juga yang datang full 4 kali pertemuan. Kontribusi yang hadir atau yang kebetulan ga bisa hadir sama berartinya. Amazed banget dengan kesediaan mereka buat dateng ke tempat & orang yang  asing awalnya, harus berangkat lebih pagi & pulang malam setiap minggu. Salah satu hal yang selalu aku tanya & pastiin juga diawal-awal. "Temen temen beneran siap ke Cisoka tiap pekan?". Kalau dipikir-pikir, salut juga sama peserta yang bersedia hadir. 4 kali pertemuan. Beberapa orang ga kuat menahan lelahnya belajar. Terlebih ditengah kondisi yang ada, kesediaan & kehadiran mereka  sangat layak diapresiasi, mereka keren banget. 

Selain soal peserta, hal lain yang bikin lumayan bikin deg-degan adalah terkait pendanaan acara. Open donasi sampai proposal, menjelang bahkan pas pelaksanaan grafik perkembangannya tuh lamaaaaaa banget. Kami hitung-hitung prioritas budget sampe mikir soal kemungkinan kalau budget low banget. Alhamdulillahnya ada dana cendhana, program celengan ramadhan yang memang diperuntukan buat program kebaikan fim tara sendiri. Di pekan 1 pemateri bahkan ikut menyumbang buat programnya. Ibarat air yang diminum pas haus, melegakan dahaga.. Alhamdulillah.

Dana yang ada saat itu masih belum cukup buat ekskusi program full sesuai rencana sampai pekan  ke 4/closing nanti. Beberapa proposal & sponsor gagal tembus, rencana kolab bareng komunitas Tembok Pedia buat hari terakhir juga dengan berat hati diurungkan. Karna tadi, prioritas pendanaan. Bahkan sempat ga bakal kasih bingkisan buat peserta. Tapi lagi, Allah maha baik, program secara keseluruhan terlaksana dengan baik, bingkisan peserta juga melebihi ekspektasi. Ga dipungkiri, ini ga lepas dari support berbagai pihak. Teman panitia dengan segala usahanya yang tampak atau mungkin cuma diri masing2 yang tau, temen2 fasil yang care & ngertiin banget, pemateri & berbagai pihak yang luar biasa support dengan caranya masing-masing.

(Meet online bareng Komunitas Tembok Pedia)

(Monica yang hampir ditelan ombak malam alias ngantuk setelah meet bareng Tembok Pedia wkwk)

Disuatu momen kami juga dipertemukan oleh tim DSI & MAXIMA, mas Ivan Ahda & Kak Dira. Orang penting di FIM. Orang-orang yang punya ketertarikan dibidang ini. Beliau mengapresiasi & menyambut baik program kami. Ada masukan & rencana rencana setelah programnya. Sebuah angin segar yang semoga benar benar terrealisasikan. Aamiin. Sejujurnya terharu banget dimomen ini. Hiks, Alhamdulillah..

(Meet online, audiensi bareng DSI, MAXIMA, Mas ivan, mba Dira, dan FIM Jakarta)

Minggu, 3 Juli 2022
Closing ceremony, diisi sharing Inspirasi oleh Debrian dan pembekalan sekolah paket oleh pak Eman dari PKBM. Hari sebelumnya, kami sepakat buat belanja beberapa keperluan seperti paket belajar & paket sembako sekalian main sekitaran Tangerang. Rencana awal ke pantai, tapi akhirnya main sekitaran Pasar Lama. 

(Berburu paket belajar, berasa syuting uang kaget wkwk)

(Makan bareng sebelum lanjut belanja)

(Seporsi Mie Aceh)

(Suasana malam Pasar Lama Tangerang)

(Hasil berburu jajanan)

Pulang lumayan larut, kami menginap di pondok salah satu staf desa Jeungjing, mirip KKN jadinya. Sekitar jam 1 dini hari, temen temen sekamar yang ku kira bakal susah tidur, alhamdulillah bisa terlelap. Justru sebaliknya, aku yang ga bisa tidur (plus fera yang kayanya suka begadang). Sempet tidur beberapa menit, tidur ayam terus bangun lagi. Dari jam 2 an & ga bisa tidur lagi. Kemungkinan, temen temen yang lain juga sama, kurang tidur. Wkwk

(Ngobrol & foto bareng Pak Dodo staf Desa di lokasi tempat menginap)

Terus pagi pagi, aku bareng monica pergi ke pasar buat cari paket sembako, sekalian print sertifikat, sekalian cari sarapan. Mantap banget pokoknya. Bawaan penuh depan belakang naik motor. 

(Lanjut syuting uang kaget, berburu paket sembako)

(Sarapan)

(Packing paket belajar)

(Packing paket sembako)

Di pekan ke 4 atau penutupan ini alhamdulillah acara juga berjalan lancar. Walaupun sempet hujan, telat mulai, ada yg ngantuk bahkan tidur juga karna kurang tidur wkwk. Kami juga makan liwetan bareng. Kegiatan terasa akrab & hangat, dan cukup haru. Kemudian ditutup dengan nonton video dokumenter & nyanyi bareng.  Alhamdulillah. 

(Pembekalan sekolah paket oleh Pak Eman dari PKBM)

(Sharing Inspirasi oleh Debrian)

(Sesi fasil bersama)

(Makan liwetan bareng)

(Foto bersama setelah serah terima sertifikat)

(Fasil-fasil yang Terrrrr...)

(Hadiah buku buat 2 peserta terbaik dari cikgu presiden, Monica)

Sore itu hujan gerimis, syahdu. Temen-temen tadinya mau mampir ke Es Dawet Duren Cisoka. Sayang, gagal buat kesekian kali saking ramainya. Akhirnya mampir ke tempat makan Baso yang pernah dikunjungi. Dan, pulang sekitar pukul 7 malam.

***
Suatu hari pas curhat seputar keresahan program, seseorang temen pernah bertanya “pengen nyerah ga may?”.Lelah kadang iya, pusing & kepikiran sering, tapi ga sampe pengen nyerah juga. Apalagi kalo pas diskusi bareng, Alhamdulillah pikiran & perasaan enteng lagi, karna temen-temen yang supportif tadi. Tiap proses terasa lebih ringan bahkan menyenangkan.  

Aku juga meyakini, semua teman teman yang terlibat pasti punya perngorbanannya masing-masing. Mereka mungkin ga cerita dan tetap dijalani. Tentang semua itu, seperti saat penutupan kemarin aku sampein kalau..

Ada sesuatu yang mungkin tidak cukup dibayar dengan dengan uang, dengan ucapan manis, atau dengan barang pemberian. 

Ada banyak cerita yang mungkin juga tidak terungkap.  Yang kisahnya jadi teman perjalanan selama, sebelum dan sepulang berkegiatan. Jadi sebuah nyanyian yang hanya terdengar oleh batin sendiri.

Karna itu, aku mempercayakan & menyerahkan rasa & peluh itu sepenuhnya pada ketulusan & kelurusan niat baik kita masing-masing. Yang aku yakini lebih indah & bermakna. 

Semoga setiap malam yg kita habiskan & ikhtiar yang dijalani jadi benih kebaikan, jadi wasilah (jalan) bagi dilembutkannya hati, bagi turunnya ridha Allah SWT, bagi dimudahkannya hajat kita semua. 

Jadi obat & pembasuh bagi yang tengah terluka, bagi  yang ingin menemukan diri atau bagi yg ingin jadi berarti. 

Selamat menimba setiap makna teman-teman.. Selamat berproses, selamat bertumbuh :)