Ada analogi yang pernah ku bayangkan tentang hidup yang aku jalani. Sebuah lautan dan kapal kapal yang berlayar menuju suatu tujuan. Ada berbagai sarana yang bisa digunakan untuk mengarungi samudra. Mulai dari kapal pinisi, speedboat, sampan atau berenang langsung.
Terkadang, aku membayangkan diriku adalah mereka yang menggunakan sampan atau mungkin mereka yang berenang. Moda transportasi yang perlu lebih banyak usahanya. (Tentu saja, setiap jenis moda memiliki tantangan tersendiri).
Kadang, melihat bagaimana bagus & nyamannyamembuat diri mudah merasa inferior. Pernah ada satu momen, dipertemukan dengan banyak orang dengan berbagai karakter, latar belakang, dan pengalaman. Ada perasaan sedih mengetahui realita yang seringkali tak serupa. Merasa iri. Merasa rendah diri. Mereka yang lebih berprestasi, mereka yang hidup berkecukupan atau mereka yang terlahir ditengah keluarga & lingkungan yang supportif secara material & psikologis. Menyadari berbedanya, seringkali membuat hati merasa sedih. Dengan segala perasaan yang ada; kelemahan & kekurangan, aku bercerita, mengadu pada sang pemilik kuasa. Dengan itu, hatiku merasa tenang.
Setelah sekian waktu, yang aku temukan kemudian adalah kesadaran untuk merangkul & memeluk diri bagaimanapun adanya. Kesadaran bahwa memang berbeda dan gak mungkin sama. Kesadaran bahwa aku dengan segala yang telah ku lewati dulu dengan segala lika likunya hingga sekarang ini juga luar biasa, dan sama berharganya. Begitu mungkin dunia bekerja. Tak akan ada yang benar-benar serupa, semuanya saling melengkapi tapi bekerja dalam satu poros yang satu. Kita mengenali, menerima & menjalani sebaik mungkin.Karna dengan begitu, hati kita merasa tenang..

0 Komentar