Apa rasanya bertemu seseorang yang kita kagumi, sempat bertemu hampir 10 tahun lalu (setelah itu hanya melihat dari kacamata media sosial) kemudian kembali bertemu bahkan dapat kesempatan buat berinteraksi langsung?
Minggu, 24 Maret 2024, berlangsung pelatihan volunteer FIM Tangerang Generasi ke-4. Sebuah rangkaian kegiatan dari proses pendaftaran volunteer.
Awalnya ngga begitu percaya diri buat minta kesediaan beliau buat hadir membersamai acara kami. Karna walaupun sempat ketemu duluuu banget, 100% yakin beliau ga inget moment itu. Bersyukurnya, beliau ini sangat humble, hingga singkat cerita beliau luang & akhirnya bersedia. Alhamdulillah..
Beliau adalah Panji Aziz Pratama. Yang akrab disapa Ka Panji, pendiri Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN).
Tahun 2015 waktu masih jadi mahasiswa, bisa dibilang jadi komunitas pertama yang ku ikuti dimasa kayanya masih jarang komunitas kevolunteeran pemuda ada, terutama di Banten.
Semakin kagum karna selain humble Kak Panji juga terbuka dan penuh insight. Dari caranya menyampaikan terasa kalau apa yang disampaikan bukan sekedar teori tapi juga murni hasil perasan pengalaman. Sesuatu yang menurutku mahal. Diantara hal yang ku ingat dari yang Ka Panji sampaikan adalah tentang sense beloging & loyalitas seseorang dalam sebuah kelompok/komunitas. Sesuatu yang belakangan ini juga ku pikirkan & ingin ku ketahui, "Ko ada orang yang bisa secinta itu sama komunitasnya?"
Mungkin jawabannya apa yang Ka Panji bilang soal,
".. Setiap orang perlu untuk dilibatkan, diapresiasi, didengarkan ide-ide & pendapatnya dalam pengambilan keputusan. Loyalitas seseorang tidak akan terbentuk kalo kita tidak pernah mengajak berjuang sama sama."
Selain Kak Panji, agenda hari itu juga diisi oleh Kak Agus. Seperti tahun sebelumnya, apa yang Kak Agus sampaikan selalu bikin merinding & haru. Mungkin sama seperti Ka Panji, karna yang beliau sampaikan benar-benar dialami & dirasakan langsung jadi getarannya pun sampai ke setiap yang mendengar.
Syukur Alhamdulillah atas setiap pertemuan. Atas setiap kesempatan.
Setelah mampir ke rumah teman, dijalan pulang hujan deres, sempet melipir ke kang nasi goreng sekalian pesen semangkuk mie rebus. Entah kenapa tiba-tiba pengen nangis. Entah sedih karna harus pulang sendiri malem-malem diwaktu hujan. (Fyi malem sebelumnya abis mimpi tidur dipeluk kunti, dan baru ngerasa kalo ternyata sebenernya ga pemberani-pemberani amat, takut sendirian juga). Atau mungkin sedih karna.. merasa kagum bagaimana cara Allah memperjalankan cerita hidup ini.




0 Komentar