Beberapa tahun ini bahasan tentang perawatan diri khususnya wajah atau yang akrab kita sebut skincare agaknya mulai mendapat panggung di tengah masyarakat. Mudahnya akses internet & informasi seputar perawatan diri tak dipungkiri jadi satu diantara faktornya.
Dulu sepertinya wajah cerah idaman itu cuma milik kalangan tertentu. Misalnya kalau lihat acara tv, sering kita lihat adegan wanita tengah memakai masker dengan potongan timun dibagian mata. Kalau diamati, kebanyakan mereka punya status sosial menengah ke atas. Beda dengan sekarang, setiap orang bisa bisa aja ko punya wajah idaman.
Lalu apakah ini pertanda baik? Bisa aja. Misalnya mungkin tanda makin meningkatnya kesadaran orang akan merawat diri, meningkatnya pendapatan/kesejahteraan masyarakat, atau mungkin karna produk produk ini sekarang jauh lebih terjangkau.
Tak dipungkiri juga ada semacam desakan atau tuntunan baru di tengah kehidupan sosial masyarakat kita. Tentang bagaimana definisi & standar akan cantik itu sendiri. Glowing, putih, mulus, bebas jerawat, dan sebagainya. Mulai dari wanita karir, pekeja rumahan, sampai anak SD, mulai banyak yang menggunakan berbagai produk perawatan wajah. Dan karnanya, pasti selalu ada permasalahan. Mulai dari produsennya yang gak bener, yang asal, curang, atau memberi keterangan palsu hingga masyarakat yang kurang teredukasi jadi mudah percaya karna menginginkan hal yang sama, namun dengan cara pintas yang lebih cepat, instan dan (kadang) juga murah guna mencapai standar cantik yang ada, meski berbahaya. Ngomong-ngomong soal standar cantik sekarang, menurut opini pribadi itu hanya tren yang akan terus & selalu berkembang. Tinggal bagaimana diri pandai menyikapi.
Soal skincare, walau sekarang pun masih banyak ngga taunya, tapi setahun ini juga mulai lebih teredukasi. Dipicu saat wajah mengalami beberapa masalah. Dulu sih, perawatan wajah yang digunain paling banter cuma sabun muka. Lainnya ga wajib, masa bodolah. Produk-produk yang digunain pun hanya berdasarkan klaim produsen & kata orang aja. Nyoba & pakai ini itu ya hanya karna tergoda. Membuat kulit lebih putih bersih berseri, noda & plek hitam tersamarkan, komedo terangkat, daaaaan lain-lain. Pokoknya kulit bebas segala masalah. Memang, itu semua adalah hal yang diidamkan, diinginkan. Tapi ternyata, belum tentu yang terbaik, yang kita butuhkan.
Hingga suatu waktu muncul jerawat jerawat bak gugusan gunung api di beberapa area wajah. Yang mana orang rumah & temen sampai notice dengan kondisi kulit, yang berarti kayanya udah parah. Dari sini akhirnya mulai lebih banyak baca, nonton riset serta review seputar wajah, permasalahannya, cara mengatasinya, sampai produknya. Karna luang, pernah seharian kerjanya cuma mantengin hp, buka & scroll ini itu. Demi menemukan yang tepat (tepatnya sesuai kondisi wajah & kantong ehe). Yang kalau mengingat momen itu rasanya gilak sih, bukan cuma gabut tapi juga pusssing coy.
Akhirnya barulah tau, kalau memilih & menentukan produk perawatan diri atau skincare ini juga harus melalui proses mengenali dulu. Bagaimana kondisi & jenis wajah, apa yang sebenernya dibutuhkan, bukan sekedar apa yang dinginkan. Suatu produk mungkin cocok & bagus dipakai orang lain, tapi belum tentu sama di kita karna memang kondisinya bisa jadi berbeda. Dan ya, hal itu baru dipahami setelah mengalami & menjalani proses itu.
Journey atau perjalanan persekineran ini rasanya kaya satu di antara bagian kecil dari proses mengenali diri & hidup yang dijalani. Kita suatu waktu dibutakan oleh keinginan atau impian semu semata, lalu tiba-tiba dibentur dengan masalah yang engga kita perkirakan sebelumnya. Kemudian pelan-pelan mulai tau & belajar. Mungkin selama ini keliru atau bahkan tersesat.
Manusia, kayanya memang perlu & butuh dipertemukan dengan permasalahan, ketidaksesuaian, kekecewaan, kesedihan untuk sadar, belajar dan akhirnya mengerti. Sebagaimana tulisan ini, belajar mengerti kondisi & masalah kulit wajah agaknya memang berarti belajar mengenali diri sendiri.
"Open up your eyes to what truly matters. Follow people who promotes positive outlooks in life. Trends, physical beauty, and material things fades."
-Prince Ea.

0 Komentar