Aku sebetulnya tak tau pasti makna dari kata memasyarakat. Namun, beberapa minggu ini aku disibukan dengan aktivitas yang
langsung terjun ke lapangan. Menyapa, mewawancarai, mendata dan
bersilaturahmi.
Memasyarakat.
Aku merasa memasyarakat saat berada ditengah-tengah
masyarakat itu sendiri. Misalnya saat malam silaturahim bersama bersama warga
Kampung Karang Gertak Desa Sukadiri sebelum kegiatan Qurban esoknya. Yups!
tepat Malam Idul Adha 2016. Kami duduk, berkenalan, dan berbincang di mushola
bersama ketua RT, sesepuh desa, dan masyarakat Karang Gertak. Beliau semua
sangat ramah. Rasanya.. Malu! Who i am?
“... Hampura Bapak Ibu sadayana, kalau misalkan hadirnya kami
disini ada sikap yang dirasa kurang berkenan.. kami juga tidak ingin dianggap
sebagai orang lain apalagi sebagai tamu.. Bapak Ibu kami anggap sebagai orang
tua kami disini.. acara ini adalah acara kita bersama..”.
Sambut ku mewakili
teman-teman dengan sedikit gugup memegang microphone.
Suara kami terdengar ke seluruh kampung. Alhamdulillah kegiatan qurban saat itu
berlangsung lancar dan seru. meski sedikit lelah namun ikhlas karena Allah Ta’ala.
InsyaAllah.
Memasyarakat.
Persis seperti saat itu, hari ini aku juga merasakan hal yang
sama. Memasyarakat. Dan itu akan benar-benar kita rasakan saat kita duduk
bersama. Sebuah wawancara untuk Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2017
dengan aku sebagai salah satu tenaga pencacah lapangan, kali ini dengan
narasumber yang terdiri dari sebelas anggota rumah tangga. Kebetulan, yang aku
temui mamah-mamah muda yang tak lain adalah anak dan menantu dari sang kepala
rumah tangga. Aku berusaha untuk melakukan wawancara dengan santai. Sesekali
kami bercanda dan tertawa bersama dalam bahasa daerah. Jujur, rasanya sudah
lama tak merasakan hal ini. saat masih kecil bersama teman-teman di kampung.
Memasyarakat.
Hampir bertepatan dengan kegiatan SUSENAS, aku juga memiliki
amanah sebagai tenaga pendamping di salah satu program Kementrian Sosial
Kabupaten Tangerang yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). saat itu tengah
proses pembagian cek pencairan dana bantuan. aku bertemu masyarakat yang semuanya
adalah ibu-ibu. Baik muda maupun yang sudah lansia.
“.. sebelumnya hampuranya ibu-ibu tos lila te aya kabar te
aya carita. di arep-arep mereun nya ku urang. Nah, Alhamdulillah sekarang sudah
ada info pecairan ya ibu-ibu..”.
Sambut ku. Maklum, program keluarga harapan
memang harapan, selalu diharap-harap oleh ibu-ibu meskipun jumlahnya tak lebih
dari 500.000 rupiah perkeluarga.
Memasyarakat.
Berarti melihat segalanya, segala yang ada disekitar kita.
Tidak dengan sebelah, namun dengan kedua belah bola mata kita. juga mendengar.
yah, meski hanya mendengarkan. menjadi seorang pendengar yang baik juga adalah sebuah
proses belajar dan bisa melegakan bagi pihak yang ingin didengarkan. Dan
merasakan. Merasakan dengan hati.
(Foto diambil usai selesai shoot video kompetisi peserta SKSS Baznas. Padahal pas itu lagi sibuk-sibuknya studio)
0 Komentar